Jumat, 18 Maret 2011

ATR-Average True Range

Average True Range dikembangkan oleh J. Welles Wilder dan pertama kali diperkenalkan pada bukunya, New Concepts in Technical Trading Systems (1978). Average True Range atau biasa disingkat ATR mengukur tingkat volatilitas sebuah chart. Dengan kata lain, indikator ini berguna sebagai pertanda terjadinya sebuah pergantian trend. Walaupun indikator ini disebut-sebut sebagai indikator yang cukup powerful, namun arah pergerakan dan durasi tidak dapat diprediksi dengan indikator ini.

FORMULA:

Average True Range merupakan rata-rata dari sejumlah True Range.
ATR periode 1 berarti True Range pada periode tersebut.
ATR periode 14 berarti rata-rata 14 True Range periode terakhir.
Begitu juga dengan periode 3, 4, 5, dst..

Nilai dari True Range sendiri adalah NILAI TERBESAR dari 3 nilai berikut ini:
A. Selisih dari harga tertinggi (high) dan terendah (low) saat ini
B. Selisih dari harga tertinggi (high) saat ini dengan harga penutupan sebelumnya (previous close)
C. Selisih dari harga terendah (low) saat ini dengan harga penutupan sebelumnya (previous close).

Perhatikan ilustrasi berikut ini:

tr.gif
Gambar 1 Tampilan Ilustrasi Perhitungan TR

Berikut adalah ATR dengan periode 14 (grafik bawah) dan ATR dengan periode 1 (grafik tengah)


atrganda.gif
Gambar 2 Tamilan ATR Periode 1 & 14

Periode panjang vs Periode pendek?
Sampai di sini saya harap Anda sudah mendapat gambaran yang lebih jelas perihal cara mendapatkan nilai-nilai ATR. Selajutnya, seperti gambar di atas, apa perbedaan ATR periode panjang (diwakilkan oleh periode 14) dengan periode pendek (diwakilkan oleh periode 1).

Karena nilai dari ATR berdasar pada konsep rata-rata, hal ini berdampak apabila periodenya semakin pendek maka sensitifitasnya akan semakin tinggi pula. Perhatikan gambar di atas! Pada saat harga jatuh cukup drastis, periode 1 langsung melonjak sangat curam ke atas sedangkan periode 14 lebih landai.

Intinya, periode pendek dapat membaca perubahan trend dengan lebih cepat, tetapi hal ini dapat memberi efek yang negatif juga. Karena sangat sensitifnya terhadap perubahan harga, periode pendek dapat memberi sinyal yang salah.

Periode panjang terbalik dengan yang periode pendek. Sensitifitasnya sangat lambat yang dapat berakibat pada terlambatnya proses buka dan tutup posisi. Namun, di lain pihak sinyal yang diberikannya lebih akurat.

Bagaimana sampai di sini? Masih bingung. Silahkan lanjutkan ke sisi praktis berikut. Pada contoh berikut saya akan menggunakan periode 1 agar Anda dapat lebih mudah mengerti dasar penggunaan ATR


atrtunggal.gif
Gambar 3 Tampilan ATR Periode 3

Ada 3 kondisi yang masing-masing telah ditandai dengan angka:
1. Apabila grafik ATR berada pada bagian atas seperti pada kondisi 1. hal ini berarti telah terjadi perubahan harga yang sangat drastis (tanpa peduli trend naik atau trend turun).
2. Apabila grafik ATR berada pada bagian tengah seperti pada kondisi 2. hal ini berarti telah terjadi perubahan harga yang tergolong medium.
3. Apabila grafik ATR berada pada bagian bawah seperti pada kondisi 3. Hal ini berarti harga sedang dalam kondisi sideways (tidak terjadi perubahan trend).

Kelemahan:
Karena fungsinya yang hanya sebagai penanda perubahan harga, kelemahannya yang paling utama adalah tidak memberikan informasi apakah yang terjadi trend naik dan trend turun. Indikator ini juga tergolong dalam lagging indikator (pengikut). Oleh karena itu, indikator ini sulit dijadikan alat prediksi.

Belajarforex says:
Karena ATR hanya berfungsi sebagai penanda perubahan harga (tidak bisa mengetahui apakah trend naik atau trend turun yang terjadi) dan merupakan lagging indikator (indikator pengikut), indikator ini perlu dilengkapi dengan indikator lain seperti stochastic oscillator yang berfungsi sebagai leading indikator(lebih bisa memprediksi harga ke depan) dan mampu memprediksi trend yang akan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar