Sabtu, 19 Maret 2011

Stochastic Oscillator

Merupakan alat analisis ciptaan George C Lane pada akhir 50-an. Seperti namanya, nilai kisaran pada indikator ini adalah 0-100 (oscillator). Stochastic Oscillator digunakan untuk menunjukkan posisi closing relatif terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya indikator ini dipakai untuk mengukur kekuatan relatif harga terakhir terhadap selang harga tertinggi dan terrendahnya selama selang periode yang kita inginkan.

Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K.

Jika kita lihat dari range Stochastic Oscillator yaitu 0-100, dapat dikatakan bahwa sebenarnya indikator ini tidaklah berbeda dengan RSI. Hanya saja dalam Stochastic perhitungan meliputi harga terendah, tertinggi dan closing price pada waktu yang ditentukan.

Secara matematis Stochastic Oscillator didefinisikan sbb:

pada periode tertentu.
Recent close = harga penutupan terakhir
Lowest Low = harga terendah selama periode yang ditentukan
Highest high = harga tertinggi selama periode yang ditentukan

Sedangkan untuk %D adalah SMA dari %K itu sendiri. Secara default biasanya nilai %K adalah 14 dan %D adalah 3. Pemilihan periode %D hanya sebesar 3 periode disengaja untuk meningkatkan sensitifitas dari %D itu sendiri. Pertanyaannya apakah bisa selain nilai tersebut. Tentu saja bisa seperti indikator lainnya. Namun ada beberapa jenis Stochastic Oscillator dimana kita tidak dapat mengganti besar %D. Kita akan pelaajri nanti.

Nah, mari lihat gambar dibawah ini. Untuk grafik kali ini saya menggunakan Tradex Executioner (Meta Trader) sebagai tampilan karena netdania kurang representatif dalam menampilkan indikator ini.

Tidak usah bingung dengan tampilannya yang agak hitam. Candle yang berwarna putih artinya Bearish pattern sedangkan yang tidak berwarna adalah Bullish pattern. Tinggal anda sesuaikan saja. Toh, seorang trader profesional memang harus terbiasa dengan berbagai jenis tampilan dan chart yang ada. Ada banyak penyedia online forex trading chart, bukan hanya dua ini saja. Jika anda mau, anda dapat melakukan browsing melalui Google, maka anda akan menemukan berbagai penyedia layanan online forex trading dengan berbagai bentuk tampilan dan berbagai kelebihan yang mereka tonjolkan. Salah satu kelebiha Meta Trader adalah perihal kecepatannya dalam untuk dioperasikan dan juga kelengkapannya. Jika anda bertanya mengapa saya tidak memakai ini dari awal adalah karena memang hanya saya lebih terbiasa dengan netdania. Tapi tidak masalah sama sekali jika diharuskan memakai Meta Trader.



Fast, Slow dan Full Stochastic Oscillator

Sama seperti RSI yang juga oscilator indicator, kelebihan sekaligus kekurangan Stochastic adalah sensitifitasnya. Karena senstif maka dapat memberikan sinyal yang lebih dini dalam pemantauan pergerakan harga. Namun dengan demikian membuka celah munculnya berbagai sinyal palsu. Untuk mengurangi banyaknya sinyal palsu karena sensitifitas Stochastic maka diperlukan lebih dari sekedar %D untuk menghaluskannya. Garis %K pun dapat dihaluskan terlebih dahulu sebelum kemudian diolah kembali menjadi %D. Pengolahan ini membuat berbagai varian dari Stochastic Oscillator.

Fast Stochastic adalah nama lain dari Stochastic biasa (pada gambar diatas adalah Fast Stochastic). Apabila garis %K dimuluskan SMA 3 periode sebelum kemudian diolah kembali dengan SMA 3 peride berikutnya guna memperoleh garis %D maka akan diperoleh Slow Stochastic Oscillator. Sedangkan bila pemulusan menggunakan SMA dengan periode selain 3 untuk %K, Stochastic yang demikian dinamakan Full Stochastic Oscillator.

Dewasa ini pemulusan %K dari Stochastic bukan hanya menggunakan SMA tetapi dapat juga menggunakan WMA dan XMA. Jadi, sebenarnya bergantung pada mana yang menurut Anda cocok. Saya hanya akan membahas cara membaca untuk Fast Stochastic Oscillator, untuk varian lainnya sama saja dalam cara membacanya. Yang berbeda adalah sensitifitas dan keakuratannya saja. Dan jangan lupa ada penentuan periode disinii. Jika %K kita ubah periodenya menjadi lebih besar atau lebih kecil dari 14 maka juga kan menghasilkan keakuratan yang berbeda tergantung pair yang Anda transaksikan.

Gambar diatas adalah Full Stochastic Oscilaltor dengan menggunakan pemulusan 5 periode untuk %K-nya. Periode yang saya pakai disini adalah 14. Perhatikan perbedaannya dengan Fast Stochastic Oscillator yang telah saya berikan diatas. Full Stochastic terlihat lebih smooth dan halus.

Interpretasi Stochastic Oscillator

Ada beberapa informasi yang dapat kita peroleh dengan Stochastic oscillaotr. Namun secara umum tidak berbeda dengan informasi pada RSI dan SMA. Dan memang Stochastic Oscillator sebenarnya adalah gabungan dari kedua jenis indikator tersebut dengan cara perhitungan yang berbeda. Secara keseluruhan, indikator ini dapat kita gunakan untuk menentukan keadaan overbought/ oversold (yang artinya prediksi trend untuk jangka panjang), perpotongan antara %K dan %D (sebagai short term trend), dan Bullish/Bearish centerline.

Overbought / Oversold

Keadaan overbought/ oversold menurut Stochastic diperoleh bila garis %K telah memasuki batasan 20 dan 80 yakni dibawah 20 untuk oversold dan diatas 80 untuk overbought. Sama dengan RSI bukan? Harap diingat juga bahwa batasan 20/80 ini bukanlah batasan mutlak. Bisa saja 30/70 atau yang lain. Jadi jangan heran bila saya juga menggunakan batasan yang berbeda dalam menentukan kondisi overbought/ oversold dari situasi ini.

Keadaan overbought/ oversold ini akan memicu naik turunnya harga dalam jangka panjang. Apabila sedang terjadi kenaikan harga namun stochastic sudah menuju titik overbought-nyadan mulai meninggalkan area tersebut,itu berarti akan terjadi tekanan pada laju kenaikan harga yang pada akhrinya membuat harga kembali turun sampai keseimbangannya yang baru. Perhatikan gambar berikut. Untuk batasan overbought/ oversold kali ini saya menggunakan 25/75 (saya beri garis ungu) dan garis kuning menandakan %K meninggalkan area overbought/ oversold sehingga dapat kita katakan harga sedang menuju momentum kenaikannya.


%K and %D Crossing

Nah, kalau batasan overbougth/ oversold itu untuk trend jangka panjang, maka perpotongan %K dan %D ini kita gunakan untuk perubahan trend minor. Maksudnya begini, bila dalam suatu kondisi long Bullish trend, seringkali dalam pergerakannya kita menemukan trend-trend minor. Besarnya minor dan mayor disini sangat relatif, bergantung pada time line yang kita gunakan. Untuk time line jam-jam an misalnya, jangan remehkan minor trend ini karena pergerakannya bisa mencapai 50 point! Itu artinya lebih dari cukup untuk memperoleh keuntungan sampai 50 Dollar hanya dengan 1 lot dan mengandalkan minor trend.

Seperti kita ketahui sebelumnya %D merupakan MA dari %K yang tidak lain pencerminan dari perubahan harga. Jadi, sesuai dengan sifat MA dalam menentukan perubahan trend, setiap perpotongan antara %D dengan %K berarti adalah perubahan trend untuk jangka waktu singkat di depan. Kondisi Bullish terjadi bila garis %K memotong %D dari bawah dan sebaliknya trend Bearish diperoleh ketika %K memotong dari atas. Keadaan ini bisa saja berlangsung bahkan ketika kedua garis sedang dalam wilayah overbought/ oversold. Jika ini terjadi, itu artinya memang tekanan beli atau jual sedang kuat sekali sehingga akan terjadi kemungkinan harga menembus batas support dan ressistance-nya. Perhatikan gambar berikut:

Pada gambar barusan kita bisa melihat secara keseluruhan harga sedang bergerak naik namun demikian sering kali pada saat kenaikan harga, terjadi penurunan-penurunan singkat yang merupakan usaha para pembeli menurunkan harga namun tidak cukup kuat dalam menahan tekanan beli. Dalam kondisi demikian kita bisa mengambil dua keuntungan sekaligus yaitu pada trend dalam jangka panjang maupun dalam short term trend. Kedua kondisi ini dapat kita ketahui cukup dengan Stochastic Oscillator.

The Centerline

Sama seperti oscillator lainnya, pada Stochastic Oscillator pun juga terdapat centerline yang dipatok pada nilai 50. Pembacaan centerline ini pun sama persis dengan cara pembacaan pada RSI. Bila %K memotong centerline dari bawah ini menandakan kondisi Bullish Centerline dan sebaliknya bila % K memotong dari bawah kondisi Bearish tercapai. Sederhana bukan? Namun demikian sejujurnya centerline crossover ini jarang digunakan karena seringkali terlambat memberikan rekomendasi buy/sell. Para analis lebih sering menggunakan perpotongan antara %D dengan %K.

Nah, sampai disini bahasan mengenai Stochastic Oscillator. Sebelum kita berpindah kepada indikator lainnya, perlu saya ingatkan kembali mengenai perihal karakter indikator oscillator seperti Stochastic ini. Hal yang menjadi kelebihan sekaligus kekurangan indikator yang bergerak dalam kisaran tertentu seperti ini adalah sensitivitasnya. Begitu juga pada Stochastic yang dapat bersifat sangat sensitif bila kita menggunakan periode yang tidak tepat. Penggunaan periode yang tidak tepat dapat membawa kita pada pengambilan keputusan yang salah yang pada akhirnya membawa kita pada kerugian besar.Untuk itu sangat disarankan Anda mencari periode yang terbaik pada indikator ini untuk setiap pairs. Besarnya bisa berbeda-beda. Semakin panjang periode yang dipakai maka grafik indikator akan semakin halus yang artinya ke-sensitifitas-annya akan berkurang. Disarankan juga untuk menggunakan Full Stochastic dalam penggunaan karena memang lebih halus dan dapat mengurangi grafik indikator yang terlalu keriting.
Determining Support-Resistance with Simple Line
User Rating: / 18
PoorBest
Baik. . .Hari ini kita akan belajar cara menentukan support dan resistance dengan menggunakan simple line. Nah, sebelum belajar cara menentukan, pertama-tama kita harus paham dulu apa pengertian dari support dan resistance.

Saudara, seperti yang telah kita pelajari bersama bahwa suatu trend (baik naik maupun turun) memiliki titik balik. Andaikan sebuah pergerakan harga dalam keadaan trend naik kemudian berganti menjadi trend turun, maka titik balik dari trend naik ke trend turun inilah yang disebut batas RESISTANCE. Sebaliknya titik dimana terjadi perubahan dari trend turun menjadi trend naik disebut batas SUPPORT.

Bagaimana cara menentukan batas support/resistance dengan simple line?

Cara ini merupakan cara yang paling sederhana dalam menentukan batas support dan resistance. Tanpa menggunakan rumus, hitung-hitungan, Anda dapat mengaplikasikan cara ini. Walaupun sederhana bukan berarti tingkat kegunaannya juga berkurang. Bahkan simple line dapat dikatakan “THE EASIEST METHOD BUT EXTREMELY POWERFUL”.

Untuk dapat menentukan batas support dan resistance dengan metode simple line sangatlah mudah. (Untuk batas resistance) Anda cukup melihat harga tertinggi dalam suatu periode lalu menarik garis lurus seperti garis hijau pada gambar di bawah. Garis ini akan memberikan indikasi kepada Anda agar Anda dapat mempunyai prediksi harga untuk hal ini. Seperti gambar di bawah, harga-harga tertinggi dalam periode tertentu inilah yang disebut batas resistance. Demikian juga dengan batas support, Anda cukup melihat batas-batas terendah dalam periode tertentu kemudian Anda tarik garis(lihat garis merah pada gambar di bawah)

supres.gif
Gambar 1 Tampilan Ilustrasi Sup/Res Tunggal

Apa Fungsinya Bagi Anda?

Nah saudara, sesuai dengan pengertian di atas, para trader menggunakan batas support dan resistance untuk memprediksi pergerakan harga. Dengan kata lain, apabila harga sudah mendekati batas support dan resistancenya, Anda perlu waspada karena akan sangat mungkin trend harga berbalik arah. Namun, tidak selamanya juga terjadi demikian. Pergerakan harga menembus juga dapat menembus batas resistance, dan terus melanjutkan pergerakannya, tanpa berbalik arah. Bila hal ini terjadi maka batas resistance yang ditembus tadi otomatis menjadi batas support. Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar berikut:

supportresistance.gif
Gambar 2 Tampilan Multi Sup/Res

Harga GBP/USD pada saat chart ini diambil adalah 1.9857. Lihat gambar di atas. Apabila harga kemudian hari menembus batas support 1 (garis yang berwarna merah). Maka batas Support 1 tersebut akan berubah fungsi menjadi Batas Resistance 1 dan Batas Support 2 menjadi Batas Support 1. Demikian juga halnya apabila harga menembus batas resistance.
Artikel Terkait:

*
Empat Cara Menghitung Titik Support dan Resistance
Halo Pembaca. Perkenalkan nama saya Dolly, salah satu Tim dari Belajarforex.com. Saya mau curhat sedikit dala...
*
SMA, WMA, XMA Mana yang Lebih Baik?
Saya sengaja mencantumkan bagian ini karena saya tahu pastilah banyak yang akan menanyakannya setelah membaca penjelasan saya diatas. Dari pada saya k...
*
Rate of Change and Momentum
Nah, dua indikator ini saya gabung sekalian. Pasti yang pertama kali timbul di benak kita dalah mengapa saya menggabungkan kedua indikator ini dala sa...

< Prev

Comments

0 #9 RE: Determining Support-Resistance with Simple Line — 2010-12-15 12:47
:P
Quote


-1 #8 yuliany 2009-11-04 12:03
Untuk memahami analisa bapak dapat membaca materinya dan juga mencoba atau langsung bapak praktekkan di demo account agar materi dan di barengin dengan praktek lebih membuat atau memudahkan bapak untuk mempelajari analisanya.Terima kasih.
Quote


+1 #7 yuliany 2009-11-04 12:01
Untuk menentukan titik support dan resistance bapak dapat menggunakan garis fibonacci retracement dan bapak menariknya dari puncak teratas terdekat lalu di tarik hingga titik terendah yang terdekat juga pak.Dan untuk materinya bapak dapat lihat pada link berikut : http://belajarforex.com/running-pig/2.-fibonacci-retracement.html terima kasih.
Quote


+1 #6 yuliany 2009-11-04 11:41
Untuk perhitungannya adalah bapak dapat menarik garisnya dari atas atau dari puncak atau grafik yang paling tinggi dan juga ambil grafik yang paling rendah terdekat.
Quote


0 #5 Help — boniealvarydzie 2009-11-03 14:59
sy trader newbie....Gmn biar cpt fhm bc teknikal analisi
Thx alot
Quote


+8 #4 2009-07-24 10:53
pak,saya sangat baru. tolong bantu saya pak untuk megetahui titik support dan resistance.karena penjelasan yang ada tidak mencukupi.trim
Quote


0 #3 2009-05-01 23:35
tekhnik perhitungan pengambilan harga dngan grafik ini bagaimana?
Quote


0 #2 - — 2009-04-16 08:48
cara yang simpel tapi sangat bermanfaat...dan stelah dicoba cukup bermanfaat bagi pemula
Quote


0 #1 leo_hd1626 2009-02-17 13:04
:s
Quote

Refresh comments list
Add comment
Fasilitas ini disediakan untuk komunikasi dengan bahasa yang sopan. Tidak diizinkan melakukan aktifitas iklan, promosi, penghinaan, pencemaran nama baik, hal berkaitan sara. Pelanggaran akan dikenai sanksi tegas.

Name (required)

E-mail (required)

Website

Title

:D:lol::-);-)8):-|:-*:oops::sad::cry::o:-?:-x:eek::zzz:P:roll::sigh:
1000 symbols left

Notify me of follow-up comments

Security code
Refresh

Send
Cancel
JComments

Jumat, 18 Maret 2011

Zig Zag

Halo Saudara, saat ini kita akan mempelajari tentang indikator zig zag. Pernahkan Anda berjalan atau berlari secara zig zag ? Agak pusing atau membingungkan bukan.
Atau, apakah Anda membawa kendaraan dijalan secara zig zag ? Anda akan diprotes oleh kendaraan lain jika acapkali atau sering melakukannya. Dalam berjalan atau berkendaraan, pola zig zag memang bisa membahayakan pengguna jalan lain.


Didalam trading forex, Anda bisa menggabungkan indikator zigzag dengan indikator moving average untuk mendapat profit dalam trading. Disarankan agar Anda menggunakan metatrader untuk menampilkan indikator tersebut.
Berikut adalah panduan seting untuk indikator zig zag & moving average.
1. Buka metatrader Anda.
2. Pastikan metatrader Anda sudah aktif & online.
3. Buka timeframe Daily (D1)
4. Untuk setting Zigzag : buka menu insert, indicators, custom, lalu pilih zig zag.
Karena kita memang mengambil default dari metatrader, maka kita tinggal klik ok. Jika Anda ingin mengganti warna dan ketebalan garis juga diperbolehkan, silahkan klik Colors.
Zig Zag menunjukkan tren kinerja masa lalu dan hanya perubahan yang paling penting. Indikator ini menyaring semua perubahan kurang dari jumlah tertentu. Zig Zag dapat membantu Anda melihat perubahan dengan menyorot pembalikan yang paling penting. Dalam segmen terakhir dalam Zig Zag dapat berubah berdasarkan perubahan plot dasar.
Tanpa moving average atau indikator trend lainnya, jangan coba-coba bertrading hanya dengan zig zag.
Parameter_Zig_Zag
5. Untuk setting Moving Average : buka menu insert, indicators, trend, lalu pilih Moving Average. Pilih period :2, lalu klik Ok.
Ulangi lagi prosesnya, untuk mendapat moving average period 4, bedakan warnanya dari moving average 2.
Sekali lagi, ulangi prosesnya untuk menampilkan indikator moving average 30.

Parameter_Moving_Average

Tampak penggabungan indikator zig zag & moving average adalah sbb:

eurusd

Testimoni untuk kedua indikator itu adalah sbb :
Jika Zig Zag sudah menghubungkan ujung harga dari atas ke bawah ataupun sebaliknya maka terdapat perubahan trend jika moving average 2 sudah crossing / melewati moving average 4. Jika moving average 2 cross moving average 4 dari bawah keatas, dan sudah ada koneksi zig zag, maka Anda dapat melakukan open Buy.
Sebaliknya jika moving average 2 sudah cross moving average 4 dari atas ke bawah maka Anda dapat melakukan open Sell, apalagi zig zag sudah membuat koneksi.
Jika moving average 2 sudah cross moving average 4 dan dalam beberapa hari kemudian sudah cross moving average 30 maka akan ada trend kenaikan atau penurunan harga yang cukup besar. Target dalam 1 hari dengan menggunakan indikator ini adalah 20 - 100 poin.

Sebagai indikator tambahan, gunakan saja Bolinger Bands, Stokastik Oscilator/RSI/MACD.

Selamat mencoba.

Foot Note :
Link Download Metatrader Gain Capital :
http://www.efxnow.com/mt/forexmt4.exe

Setelah mendownload, maka Anda dapat menginstalnya.
Saat register Demo di metatrader, pilih Type : USD-Standart, Leverage 1:200

Link Download MT4 MBT(MBTrading) :
http://www.mbtrading.com/download/mt4setup.exe
Saat register Demo di metatrader : isi sesuai data-data Anda.

Selamat mencoba & jangan ragu menghubungi Support Belajarforex.com jika menemui kesulitan.

Support Belajarforex.com
website : www.belajarforex.com
Email : info@belajarforex.com
YM Chatt : belajar_forex ; belajarforex1; belajarforex2
Telp : 021 3343 8907 / 021 5694 5360 0878 8232 1399

Williams %R

Overview
Biasa digunakan bukan saja pada pasar uang tetapi juga dapat digunakan pada pasar saham atau komoditi ( analisa teknikal dapat diterapkan pada berbagai jenis pasar karena tidak terikat dengan jenis produk).

Bentuk dasar dari Williams %R adalah sebagai berikut:

Williams_R_iii.JPG

Dengan N adalah periode yang dikehendaki untuk perhitungan (default adalah 14).

Jika merujuk rumus diatas, maka dapat disimpulkan Williams %R tergolong sebagai indikator Oscillator. Williams %R (biasa juga disebut Williams R – tanpa “%”) hanya bergerak pada rentangnya yang terbatas yaitu -100 hingga 0. Berbeda dengan RSI yang di plot pada kisaran 0 ke 100. Namun selain perbedaan rentang pergerakannya, cara membacanya kurang lebih sama dengan indikator-indikator oscillator lainnya.Interpretasi Williams %R

Interpretasi Williams R

Seperti telah disinggung diatas, Williams R adalah indikator untuk mengetahui area jenuh beli dan jenuh jual dari mata uang. Suatu harga dikatakan memasuki area jenuh beli apabila pergerakannya mengalami kenaikan dan telah sampai pada area puncak sehingga tidak memungkinkan mengalami kenaikan lebih lanjut. Pada area ini buyers tidak mungkin lagi melakukan aksi pembelian karena mata uang telah terlalu mahal untuk dibeli. Dengan demikian sebuah mata uang yang mengalami kenaikan dan memasuki area jenuh belinya maka dalam mata uang tersebut akan berhenti naik dan akan segera mengalami koreksi/ penurunan kembali ke titik normalnya.


Hal yang sama juga berlaku dalam konsep jenuh jual. Bedanya disini adalah jenuh jual artinya harga mata uang telah terlalu murah sehingga penjual tidak mungkin lagi menjual mata uang yang dimilikinya karena harganya terlalu murah untuk dijual. Dengan demikian sebuah mata uang yang sedang mengalami penurunan dan kemudian memasuki area jenuh jualnya maka tidak lama lagi nilai tukar mata uang tersebut akan segera berhenti turun dan akan kembali mengalami kenaikan.

Area jenuh beli dan jenuh jual inilah yang diukur oleh Williams R. Caranya adalah dengan membandinkan waktu penutupan terakhir dengan harga tertinggi dikurangi harga terrendah pada periode yang diinginkan.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:

Williams_R_i.jpg


























Nah pertanyaan berikutnya adalah dimanakah area jenuh beli dan jenuh jual menurut Williams R

Apabila Anda pernah mempelajari indikator jenuh beli-jenuh jual lainnya seperti RSI, maka kami rasa Williams R tidaklah sulit untuk Anda interpretasikan. Pembacaan Williams R sama persis dengan RSI. Bedanya adalah Williams R berada pada rentang 0 hingga -100.

Bila Williams R merujuk angka -20 keatas (artinya 0 sampai -20) merupakan area jenuh beli dan sebaliknya -80 kebawah (-80 sampai -100) merupakan area jenuh jual. Area diantara kedua batas tersebut (-20 sampai -80) merupakan titik netral dimana harga masih memiliki kemungkinan untuk naik atau turun lebih lanjut. Titik tengah Williams R adalah -50.

Nah, mirip dengan RSI bukan?

Sekarang perhatikan gambar berikut dengan seksama:

Williams_R_ii.JPG

Dengan memperhatikan gambar diatas rasanya lebih dari cukup untuk membawa pengertian penggunaan indikator satu ini. Ada baiknya Anda membaca RSI terlebih dahulu untuk memperdalam penggunaan indikator yang bersifat oscillator seperti Williams R ini.

Kelebihan dan Kekurangan
Nah kita sampai pada bagian kelebihan dan kekurangan dari Williams R. Seperti pada indikator oscillator lainnya, Williams R memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama.

Kelebihan:

* Mudah dalam pembacaan

* Relatif lebih akurat dibandingkan RSI dikarenakan memang penciptaannya untuk menyempurnakan RSI.
* Dapat memprediksi pergerakan harga lebih cepat dibandingkan indikator yang bersifat trend (trend indicator)



Kekurangan:

* Seringkali menimbulkan false signal dikarenakan sifatnya yang terlalu sensitif (ditandai dengan kurva indikator yang terlihat keriting). Untuk itu disarankan untuk memperbesar periode Williams R menjadi 20 (default 14) atau menambahkan Moving Average pada Williams R.
* Williams R memiliki rentang yang terbatas. Adakalanya harga bergerak dalam kondisi yang sangat Bullish atau sangat Bearish. Dalam keadaan demikian Williams R tidak dapat lagi memberikan sinyal Open Buy dan Open Sell dikarenakan harga bergerak dalam satu arah dalam rentang yang lama. Untuk itu memang disarankan untuk menggunakan indikator trend untuk menjadi tandem Williams R seperti MACD atau MA.


Perlu dicatat disini bahwa rentang -20 dan -80 bukanlah rentang yang mutlak dalam penggunaan Williams R. Beberapa trader menggunakan batasan seperti -10 dan -90 untuk menjadi batas jenuh beli dan jenuh jualnya sama seperti RSI.

Nah kami rasa cukup sampai disini ulasan singkat mengenai Williams R. Kami persilakan Anda untuk mencoba indikator ini dalam demo trading yang telah disediakan.

Moving Average

Merupakan indikator yang paling sering digunakan dan paling standar. Jika di Indonesiakan artinya kira-kira adalah rata-rata bergerak. Moving average sendiri memiliki aplikasi yang sangat luas meskipun sederhana. Dikatakan sederhana karena pada dasarnya metode ini hanyalah pengembangan dari metode rata-rata yang biasa kita kenal di sekolah (nah, ada gunanya juga bukan kita bersekolah?).

Moving average mempunyai tiga varian yang berbeda yaitu Simple Moving Average, Weighted Moving Average dan Exponential Moving Average. Masing-masing merupakan metode rata-rata bergerak, hanya saja cara me-rata-ratakannya yang berbeda satu sama lain.

A. Simple Moving Average (SMA)
Jika saya mempunyai data 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30. Kemudian saya akan menerapkan metode SMA dengan 3 periode dan 4 periode maka hasilnya akan seperti ini:

Sampel SMA 3 periode
SMA 4 periode
23 - -
24 - -
25 = (23+24+25)/3 = 24 -
26 = (24+25+26)/3 = 25 (23+24+25+26)/4 = 24.5
27 = (25+26+27)/3 = 26 (24+25+26+27)/4 = 25.5
28 = (26+27+28)/3 = 27 (25+26+27+28)/4 = 26.5
29 = (27+28+29)/3 = 28 (26+27+28+29)/4 = 27.5
30 = (28+29+30)/3 = 29 (27+28+29+30)/4 = 28.5

Perhatikan gambar Simple Moving Average dengan periode 10 berikut:


Aplikasi SMA

Ada beberapa kegunaan dari SMA. Secara garis besar dapat digunakan untuk hal-hal berikut:

1. Menentukan trend yang akan terjadi.

2. Menentukan titik support dan resistance.

3. Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.

Pada bagian ini saya akan membahas mengenai menentukan trend dengan memakai SMA. Menentukan titik resistance dan support serta memuluskan indikator saya bahas pada bagian lainnya dari CD ini (pasti saya bahas kok…., jangan khawatir.)
Nah,untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan lagi grafik SMA barusan:


Apakah Anda melihat sesuatu dari grafik ini (ayolah, sedikit lebih cerdas lagi…...). Ya Benar! Disini dapat kita lihat bahwa apabila harga bergerak naik, SMA berada dibawah dari candlestick dan sebaliknya bila harga bergerak turun maka SMA berada diatas candlestick. Tentu saja penerapan periode yang tepat amat membantu disini. Apabila terjadi crossing antara harga dengan SMA, dapat kita ketahui bahwa akan terjadi perubahan arah trend.

Nah, bagaimana kalau kita menggunakan dua buah SMA dengan dua periode yang berbeda? Hmm.. sangat menarik. Kita akan segera tahu bagaimana hasilnya:


Lebih memudahkan bukan? Dengan penggunaan dua SMA dengan dua periode yang berbeda kita dapat lebih akurat lagi memprediksikan kemana harga akan bergerak. Apabila telah terjadi perpotongan antara harga dengan kedua SMA maka akan dipastikan harga kan berubah arahnya. Dengan demikian kita memiliki tiga buah perpotongan garis yaitu perpotongan antara SMA 20 dan SMA 40 dan perpotongan SMA 20 dengan harga serta perpotongan SMA 40 dengan harga. Dapat kita catat bahwa apabila rentang antara kedua SMA semakin besar maka kemungkinan trend akan terus berlangsung dan bila mulai terjadi penyempitan jarak diantara keduanya dan sampai terjadi perpotongan kebali, bisa disimpulkan bahwa trend sudah berakhir. Mudah bukan?

Lalu bagai mana dengan periode? Sayangnya sampai saat ini belum ada aturan pencarian periode yang tepat untuk dipakai. Memang perlu banyak-benyak berlatih dan mencoba (trial and error). Perlu Anda catat bahwa penggunaan periode dapat berubah-ubah menurut kebutuhan meskipun pada pair yang sama karena memang kondisi sebuah mata uang adalah dinamis dari waktu kewaktu.

Nah, saya sarikan penggunaan SMA untuk membaca trend dalam bentuk tabel sbb:

No Posisi SMA Arti
1 SMA berada dibawah harga. Kondisi bullish / trend naik.
2 SMA berada diatas harga. Kondisi bearish / trend menurun.
3 SMA memotong harga dari bawah. Perubahan trend menuu bearish.
4 SMA memotong harga dari atas. Perubahan trend menuju bullish.
5

SMA periode lebih pendek memotong
SMA periode lebih panjang dari bawah.
Perubahan trend menuju bearish.
6 SMA periode lebih pendek memotong
SMA periode lebih panjang dari atas.
Perubahan trend menuju bullish.
7 SMA dengan periode lebih panjang berada diatas
SMA berperiode lebih pendek.
Kondisi bearish / trend menurun.
8 SMA dengan periode lebih panjang berada dibawah
SMA berperiode lebih pendek.
Kondisi bullish / trend naik


MA dapat digunakan untuk menentukan arah trend, untuk menentukan proteksi, untuk masuk atau keluar (entry maupun exit) untuk meratakan (smoothing) gerakan-gerakan harga yang terlalu kasar, untuk sinyal konfirmasi dengan menggunakannya sebagai sinyal CrossOver,dsb.

Fungsi MA adalah meratakan gerakan pasar yang fluktuatif dan mengidentifikasikan arah pergerakan harga, juga dengan MA bisa menunjukan kekuatan trend dari kecuraman dari sudut garisnya.

Jenis-jenis Moving Average yang lain akan dibahas pada artikel terpisah

1. Simple Moving Average
SMA dihitung dengan cara menambahkan harga yang akan dihitung kemudian dibagi dengan periode lama waktunya. Harga yang dihitung biasanya adalah harga Close. Tapi bisa juga harga High, Low, atau rata-rata dari ketiganya.

2. Weighted (WMA), Exponential (EMA) dan Triangular MA
Beberapa trader beranggapan bahwa harga yang terakhir adalah lebih penting daripada harga yang lebih lama. Sehingga naik/turunnya MA itu, karena pengaruh harga terakhir bukan karena pengaruh data beberapa periode yang lalu. Sehingga harga yang terakhir diberi pemberat berupa bilangan bulat yang dikalikan kepada harga terakhir. Jika pemberat tersebut linier maka disebutlah WMA dan bila berbentuk exponensial disebut EMA. Sedang untuki Triangular MA, penekanan pemberatnya ada pada tengah-tengah periode.

3. Variabel MA dan Time Series MA.
Variable MA adalah EMA yang parameternya dapat berubah (Adaptif) berdasarkan volatilitas dari data. Sedang Time Series MA dihitung berdasarkan teknik linier regresi.


Tips 1
Timing entry dengan menggunakan Single Moving Average (SMA, WMA, EMA) adalah : Buy bila harga (umumnya Close) diatas rata-rata, Sell bila harga dibawah rata-rata.

Tips 2
Single Moving Average sering digunakan sebagai trend filter juga. Yaitu bila harga diatas rata-rata, maka ambillah posisi buy tapi gunakan indicator lain untuk Entry demikian untuk sebaliknya.

Commodity Channel Index

Commodity Channel Index atau lebih sering disebut dengan CCI, pertama kali diperkenalkan oleh Donald Lambert pada sebuah artikel yang dipublikasikan pada tahun 1980. Lambert pada dasarnya adalah trader komoditi.

Pada awalnya indikator ini digunakan untuk mengetahui daerah jenuh beli dan jenuh jual pada pasar komoditi. Namun seiring berkembangnya waktu, indikator ini pun dipergunakan pada pasar finansial lainnya, termasuk forex.

FORMULA :
formula.gif


TP = (High + Low + Close) / 3
D = TP – SMA(TP,N)
SMA = Simple Moving Average
N = Periode

Tidak semua platform menyediakan indikator CCI. Meta Trader 4 merupakan salah satu platform yang menyediakan indikator ini

cci2.gif
Gambar 1 Tampilan CCI & Grafik EUR/USD

Grafik di sebelah bawah merupakan grafik CCI. Seperti kita lihat bersama, pada indikator CCI terdapat 3 area, yaitu:

1. DAERAH JENUH BELI (di atas 100)
Pada saat grafik berada di daerah jenuh beli (di atas 100) merupakan saat yang tepat untuk melakukan aksi SELL / JUAL. Hal ini didasarkan karena harga tersebut tidak akan bergerak lebih tinggi lagi. Sehingga pergerakan harga akan lebih pasti, yaitu bergerak ke bawah.

2. DAERAH JENUH JUAL (di bawah -100)
Pada saat grafik berada di daerah jenuh jual (di bawah -100) merupakan saat yang tepat untuk melakukan aksi BUY / BELI. Hal ini didasarkan karena harga tersebut tidak akan bergerak lebih rendah lagi. Sehingga pergerakan harga akan lebih pasti, yaitu bergerak ke atas.

3. DAERAH TENGAH (di antara 100 dan -100).
Daerah tengah merupakan waktu yang TIDAK TEPAT untuk melakukan buka posisi. Hal ini dikarenakan karena kita akan lebih sulit memprediksi harga akan NAIK atau TURUN.

Stochastic Oscillator, RSI, dan CCI?
3 poin di atas merupakan keyword dari cara penggunaan CCI pada saat Anda bertrading. Namun, pertanyaannya sekarang apa yang membedakan antara Stochastic Oscillator, RSI, dan CCI. Seperti yang kita ketahui ketiga indikator ini memiliki fungsi yang sama, yaitu menentukan batas daerah jenuh jual dan jenuh beli. Walaupun terkadang, dalam penggunaannya RSI, CCI, dan Stochastic Oscillator tidak selalu sejalan. Maksudnya adalah ada waktu dimana RSI bisa saja berada pada daerah normal (bukan jenuh beli dan jenuh jual) tetapi CCI memberi sinyal harga sedang berada di daerah jenuh beli. Dari segi fungsi dan penggunaan, RSI, CCI, dan Stochastic Oscillator tidak ada perbedaan. Hanya saja yang selama ini lebih dikenal adalah RSI dan Stochastic Oscillator.

Kelemahan CCI?
Seperti terlihat di DAERAH TENGAH yang ditandai dengan bulatan berwarna biru. Nah, apa yang terjadi? Ternyata setelah harga naik sedikit saja dari daerah jenuh jual ke daerah tengah, harga kembali turun ke daerah jenuh jual. Hal ini mengisyaratkan bahwa indikator ini juga tidak memberikan kepastian 100%.

Belajarforex says:
Untuk dapat menghasilkan sistem trading yang maksimum, kami sarankan untuk menggunakan minimal 2 indikator yang berfungsi untuk mendeteksi daerah jenuh beli dan jenuh jual. Misalkan CCI dan Stocastic Oscilator. Lalu kita mengambil tindakan OPEN BUY pada saat kedua indikator tersebut berada di daerah JENUH JUAL. Lalu kita mengambil tindakan OPEN SELL pada saat kedua indikator tersebut berada di daerah JENUH BELI. Apabila kedua indakator tersebut saling berlawanan dalam memberi sinyal, sebaiknya Anda wait and see saja.

Guppy MA

ndikator ini dikembangkan pertama kali ditemukan oleh Daryl Guppy yang merupakan pendiri dan Direktur dari Guppytraders.com Pty Ltd.. Saat ini dia merupakan trader aktif yang mentradingkan berbagai produk berjangka. Buku terkenalnya adalah "The 36 Strategies of the Chinese For Financial Traders, Share Trading and Trading Tactics, Bear Trading, Chart Trading, Trading Asian Shares" (dicetak dalam bahasa mandarin).

Pada awal tahun 2008 ini dia juga menerbitkan buku "Snapshot Trading" (juga dalam bahasa Mandarin). Bukunya yang berjudul Trend Trading menjadi best seller yang dipublikasikan di Beijing.

Ia mengembangkan indikator Guppy Multiple Moving Average dengan Metastock, Omnitrader dan berbagai program grafik lainnya. Ia juga menyampaikan kursus terakreditasi analisa teknikal Singapore Stock Exchange and Society of Remisiers, di Singapura. Dia juga merupakan anggota kehormatan dari Australian Government Shareholders and Investors Advisory Council. Secara rutin ia juga menyampaikan komentar dan analisa pada acaea CNBC yang bertajuk CNBC Asia Squawk Box.

Ia juga menjadi kontributor(penulis) untuk majalah Sydney Futures Exchange magazine, Your Trading Edge, Technical Analysis of Stocks and Commodities, Active Trader, Working Money, Bridge Trader, Australia's Shares and Personal Investment, Singapore's Smart Investor, The Edge, dan Personal Money di Malaysia.



Guppy Multiple Moving Average (GMMA)
Indikator Guppy Multiple Moving Average (GMMA) adalah sebuah perangkat indikator yang menghitung hubungan antara setiap Moving Average. Setiap grup MA dalam GMMA akan menghasilkan dua buah kekuatan besar dari market yaitu trader dan investor. Indikator ini memberi gambaran pada kita tentang hubungan tepat antara metodologi trading dengan GMMA. Indikator ini didesain untuk menjelaskan aktifitas trend harian atau basis intraday(trading selama beberapa jam).

Grup Moving Averages yang digunakan adalah Moving Averages dalam jangka pendek. Trader selalu melihat perubahan dari trend ini. Kelompok MA itu adalah 3, 5, 8, 10, 12 dan 15.

Grup Moving Averages dibuat untuk menentukan trend. Jika tidak ada trend, maka indikator ini menjadi tidak berfungsi. Artikel Guppy MA direlease pertama kali pada artikel Trend Trading (tanggal 4 April) oleh Daryl Guppy.

Trader akan masuk market saat ada perubahan dalam Moving Average. Mereka selalu menganstisipasi adanya perubahan trend. Trend yang kuat akan sangat membantu bagi para investor jangka panjang. Para investor lebih suka menggunakan indikator Moving Averages untuk jangka panjang.


guppychart.jpg

Aplikasi
Secara alami indikator ini digunakan untuk mengukur trend. Indikator ini dapat diterapkan pada trading jangka panjang dan trading harian. Secara singkat untuk menampilkan indikator Guppy adalah dengan menggabungkan dalam grafik MA Anda periode : 3, 5, 8, 10, 12 dan 15 (untuk Guppy jangka pendek) dan MA 30, 35, 40, 45, 50 and 60 (untuk Guppy jangka panjang).

Ada tiga hubungan dalam Guppy yaitu :

1. Karakter untuk trend jangka panjang.
2. Karakter untuk trend jangka pendek.
3. Hubungan untuk kedua trend.

Trend jangka panjang merupakan suatu hal yang penting dan tidak akan berguna tanpa pemahaman dari si trader. Kuatnya trend jangka panjang menandakan kuatnya pemahaman dari trader jangka panjang akan tentang trend yang saat ini berlaku. Jika grup ini terpecah, naik keatas dan pararel maka menandakan trend ini sangat kuat pengaruhnya. Ini mengurangi terjadinya perubahan trend secara tiba-tiba.

Guppy dengan karakter untuk trend jangka pendek cocok bagi trader tipe rebound atau mundurnya harga secara tiba-tiba.

Yang terakhir adalah hubungan antara kedua grup. Metode ini tidak akan pernah untuk terancam. Metode ini dinilai paling aman untuk kita gunakan dalam bertrading.

Formula
MA yang sering dipakai dalam Guppy adalah : 3, 5, 8, 10, 12 dan 15 (untuk Guppy jangka pendek) dan 30, 35, 40, 45, 50 and 60 (untuk Guppy jangka panjang).

Untuk pembahasan MA, kita dapat membuka link sbb :
http://belajarforex.com/analisa-teknikal/moving-average.html


Fungsi
Dapat disimpulkan fungsi dari Guppy MA adalah melihat trend. Tergantung dari diri kita, mau bertrading jangka pendek atau jangka panjang, kita dapat mengambil peluang untuk mendapatkan keuntungan.


Taktik
Berikut ini adalah beberapa taktik atau filosofi penggunaan indicator Guppy :

* Gabungkan trend harga dengan titik terendah harga.
* Gabungkan trend harga dengan titik tertinggi harga.
* Bertradinglah saat harga mengalami kenaikan dan penurunan yang begitu cepat.
* Bertradinglah saat harga mengalami kenaikan dan penurunan yang begitu cepat saat ada perubahan trend.


grafikguppy.jpg

Keunggulan
1. Dapat mengukur trend secara umum.
2. Mengetahui kekuatan suatu trend.
3. Efektif dalam mengukur perubahan harga saat naik atau turun.

Kelemahan
Tidak dapat dipadukan dengan moving average karena fungsinya sama yaitu untuk mengukur trend.

Belajarforex Says
Berdasarkan fungsinya, indicator ini dapat menambah pengetahuan kita mengenai pengukur trend. Mohon maaf, indicator ini tidak ada di Metatrader ataupun Netdania. Melalui pembahasan diatas, kita dapat mengetahui proses Moving Average dalam keseharian trading kita.

Related Link
http://investornet.blogspot.com/2008/07/profile-daryl-guppy.html
http://www.moneybags.com.au/article.asp?id=174&a=0
http://www.asx.com.au/resources/newsletters/investor_update/20041214_ReadingaTrend.htm

Indikator Alligator

Bill Williams adalah seorang pakar teknikal/chartis yang mengembangkan konsep ChaosTheory dan efek istimewa yang terjadi di dalam pasar/market. Bill William berpendapat bahwa salah satu tips sukses trading Forex adalah mengetahui bagaimana pergerakan harga investasi, baik forex, komoditi, index, saham, dll secara acak. Apakah Anda mengetahui secara penuh mengenai teknikal atau Fundamental Analisis ? Hal itu tidak berpengaruh banyak terhadap tujuan Anda bertrading yaitu profit dan konsisten. Bill juga mengatakan bahwa banyak trader yang rugi lebih disebabkan karena mereka mengandalkan tipe analisis yang berbeda-beda yang tidak mengena pada market saat ini yang bergerak dinamis non linear.

Lanjutnya, trading adalah sebuah permainan psikologi, harusnya setiap trader atau investor harus menemukan gaya tradingnya masing-masing. Dengan demikian ada dua(2) aspek sebelum memulai Trading : mengenal diri sendiri dan memahami struktur pasar dengan benar. Bill Williams mengatakan bahwa dimensi pasar terdiri dari :

* Fractal (phase space)

* Momentum (phase energy) - Awesome Oscillator

* Acceleration / Deceleration (phase force)

* Zone (phase energy / force combination)

* Balance Line (strange attractors)

Tips trading dari Bill adalah SEBELUM ada sinyal dimensi pertama "fractal" muncul, semua sinyal dimensi lain (AO, AC, Zone, BL) belum valid.

Setelah sinyal fractal sudah muncul, maka apabila muncul sinyal dari dimensi lain, lakukan penambahan trade (add on trades) pada arah sinyal fractal. Misal, sinyal fractal sudah terbentuk, maka si trader boleh mengambil atau membuka posisi berdasar sinyal Fractal tersebut. Trader boleh mengambil posisi berdasar sinyal yang terbentuk oleh indikator dimensi lainnya.


Preview Alligator

Untuk menampilkan indikator Alligator, Anda dapat klik pada tanda plus Hijau, kanan no 3 atas. Atau Anda dapat memilih menu Insert, Indicators, pilih Alligator, atau Insert, Indicators, Bill Williams, Alligator.

audusd---alligator.jpg

Parameter default dari Alligator & Why.

Parameter default dari Alligator adalah 13/8/5. Anda juga dapat menggunakan parameter 8/5/3 sebagai perbandingan. Kami melihat bahwa parameter 8/5/3 lebih tajam ketimbang 13/8/5.

Berikut adalah rumus dari indikator teknikal : Alligator.

Alligator's Jaw (the blue line) atau Rahang Alligator (yang ditunjukan oleh garis biru) adalah indikator Simple Moving Average periode 13 pada nilai midian (High+Low)/2 yang menunjukan prediksi harga sebanyak 8 batang di masa depan.

Alligator's Teeth (the red line) atau gigi Alligator (yang ditunjukan oleh garis merah) adalah indikator Simple Moving Average periode 8 pada nilai midian (High+Low)/2 yang menunjukan prediksi harga sebanyak 5 batang di masa depan.

Alligator's Lips (the green line) atau bibir Alligator (yang ditunjukan oleh garis merah) adalah indikator Simple Moving Average periode 5 pada nilai midian (High+Low)/2 yang menunjukan prediksi harga sebanyak 2 batang di masa depan.

Penggunaan indikator Alligator adalah untuk menentukan Trend bergerak Naik atau Turun. Sesuai dengan penjelasan Rahang, Gigi dan Bibir berurutan dan mengarah ke atas tanpa ada yang bersilangan maka Trend Naik, begitu pula sebaliknya. Intinya trend jangka pendek (periode 5) searah dengan trend jangka menengah (periode 8) dan juga searah dengan trend jangka panjang (periode 13).

Jadi sekali lagi garis masing-masing trend harus berurutan dan tidak bersilangan, sehingga membentuk seperti mulut buaya, entah ke atas (uptrend) atau ke bawah (downtrend).



Perbandingan Alligator dengan Moving Average

Secara umum pergerakan Alligator sama dengan pergerakan Moving Average. Berikut kami tampilkan Moving Average periode 10 & 20.

audusd---sma.jpg

Penjelasan tentang Moving Average dapat Anda jumpai pada link ini :

http://belajarforex.com/walking-lamb/6.-moving-average-ma.html



Alligator dengan Stokastic Oscillator

Alligator dapat dikombinasikan dengan Stokastic Oscillator. Fungsinya adalah kita dapat mengetahui sampai sejauh mana harga bergerak.

audusd---alligator-and-stok.jpg

Penjelasan tentang Stokastic Oscillator :

http://belajarforex.com/walking-lamb/9.-stochastic-oscillator.html

ATR-Average True Range

Average True Range dikembangkan oleh J. Welles Wilder dan pertama kali diperkenalkan pada bukunya, New Concepts in Technical Trading Systems (1978). Average True Range atau biasa disingkat ATR mengukur tingkat volatilitas sebuah chart. Dengan kata lain, indikator ini berguna sebagai pertanda terjadinya sebuah pergantian trend. Walaupun indikator ini disebut-sebut sebagai indikator yang cukup powerful, namun arah pergerakan dan durasi tidak dapat diprediksi dengan indikator ini.

FORMULA:

Average True Range merupakan rata-rata dari sejumlah True Range.
ATR periode 1 berarti True Range pada periode tersebut.
ATR periode 14 berarti rata-rata 14 True Range periode terakhir.
Begitu juga dengan periode 3, 4, 5, dst..

Nilai dari True Range sendiri adalah NILAI TERBESAR dari 3 nilai berikut ini:
A. Selisih dari harga tertinggi (high) dan terendah (low) saat ini
B. Selisih dari harga tertinggi (high) saat ini dengan harga penutupan sebelumnya (previous close)
C. Selisih dari harga terendah (low) saat ini dengan harga penutupan sebelumnya (previous close).

Perhatikan ilustrasi berikut ini:

tr.gif
Gambar 1 Tampilan Ilustrasi Perhitungan TR

Berikut adalah ATR dengan periode 14 (grafik bawah) dan ATR dengan periode 1 (grafik tengah)


atrganda.gif
Gambar 2 Tamilan ATR Periode 1 & 14

Periode panjang vs Periode pendek?
Sampai di sini saya harap Anda sudah mendapat gambaran yang lebih jelas perihal cara mendapatkan nilai-nilai ATR. Selajutnya, seperti gambar di atas, apa perbedaan ATR periode panjang (diwakilkan oleh periode 14) dengan periode pendek (diwakilkan oleh periode 1).

Karena nilai dari ATR berdasar pada konsep rata-rata, hal ini berdampak apabila periodenya semakin pendek maka sensitifitasnya akan semakin tinggi pula. Perhatikan gambar di atas! Pada saat harga jatuh cukup drastis, periode 1 langsung melonjak sangat curam ke atas sedangkan periode 14 lebih landai.

Intinya, periode pendek dapat membaca perubahan trend dengan lebih cepat, tetapi hal ini dapat memberi efek yang negatif juga. Karena sangat sensitifnya terhadap perubahan harga, periode pendek dapat memberi sinyal yang salah.

Periode panjang terbalik dengan yang periode pendek. Sensitifitasnya sangat lambat yang dapat berakibat pada terlambatnya proses buka dan tutup posisi. Namun, di lain pihak sinyal yang diberikannya lebih akurat.

Bagaimana sampai di sini? Masih bingung. Silahkan lanjutkan ke sisi praktis berikut. Pada contoh berikut saya akan menggunakan periode 1 agar Anda dapat lebih mudah mengerti dasar penggunaan ATR


atrtunggal.gif
Gambar 3 Tampilan ATR Periode 3

Ada 3 kondisi yang masing-masing telah ditandai dengan angka:
1. Apabila grafik ATR berada pada bagian atas seperti pada kondisi 1. hal ini berarti telah terjadi perubahan harga yang sangat drastis (tanpa peduli trend naik atau trend turun).
2. Apabila grafik ATR berada pada bagian tengah seperti pada kondisi 2. hal ini berarti telah terjadi perubahan harga yang tergolong medium.
3. Apabila grafik ATR berada pada bagian bawah seperti pada kondisi 3. Hal ini berarti harga sedang dalam kondisi sideways (tidak terjadi perubahan trend).

Kelemahan:
Karena fungsinya yang hanya sebagai penanda perubahan harga, kelemahannya yang paling utama adalah tidak memberikan informasi apakah yang terjadi trend naik dan trend turun. Indikator ini juga tergolong dalam lagging indikator (pengikut). Oleh karena itu, indikator ini sulit dijadikan alat prediksi.

Belajarforex says:
Karena ATR hanya berfungsi sebagai penanda perubahan harga (tidak bisa mengetahui apakah trend naik atau trend turun yang terjadi) dan merupakan lagging indikator (indikator pengikut), indikator ini perlu dilengkapi dengan indikator lain seperti stochastic oscillator yang berfungsi sebagai leading indikator(lebih bisa memprediksi harga ke depan) dan mampu memprediksi trend yang akan terjadi.

XMA-Exponential Moving Average

XMA merupakan penyempurnaan dari metode SMA. Seperti kita ketahui bahwa pembobotan SMA merupakan penyebab yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan sinyal perubahan trend. Pemberian bobot pada XMA sama seperti juga pada WMA, melibatkan periode. Hanya saja perbedaannya jika pada WMA semakin panjang periode yang kita gunakan maka semakin besar bobot nilai terakhirnya, maka pada XMA terjadi sebaliknya yaitu semakin panjangperiode yang kita pakai maka semakin kecil pembobotan nilai terakhir yang kita pakai.

Secara matematis XMA kita tuliskan dalam bentuk sebagai berikut:

alt

Ok, mari kita lihat contoh perhitungannya. Dibawah ini adalah perhitungan XMA 6 periode:

No Data
Previous XMA XMA
1 25

2 24

3 28

4 24
5 26

6 27
25,666667 26,047619
7 29
26,047619 26,891155
8 30
26,891155 27,779396
9 31
27,779396 28,699567
10 30
28,699567 29,071119
11 29
29,071119 29,050799
12 31
29,050799 29,607713

Beberapa dari Anda yang memperhatikan data-data yang membosankan ini pastilah bertanya-tanya dari mana nilai previous XMA pada data nomor 6 karena bukankah kita belum sama sekali memiliki nilai XMA pada bagian sebelumnya? Jawabannya, nilai previous XMA tersebut adalah nilai SMA. Jadi, nilai XMA untuk data pertama adalah sama persis dengan nilai SMA. Dalam contoh diatas besarnya adalah 25,666667. Diperoleh dari (25+24+28+24+26+27)/6 = 25,666667. Sama persis dengan cara menghitung SMA bukan? (ayo lihat kembali pada bab sebelumnya!!).

XMA pada nomor 6 diperoleh dari rumus diatas yaitu :

alt

Perhitungan terus dilakukan seperti cara diatas untuk memperoleh nilai XMA berikutnya. Tapi sudahlah, Anda tidak perlu melakukan perhitungan seperti saya karena semuanya sudah tersedia secara otomatis pada masa sekarang. Namun jika Anda tertarik untuk melakukan cross check dengan apa yang saya berikan, silakan saja. Tidak ada yang menghalangi Anda.

Aplikasi XMA

Secara keseluruhan, peraturan pada XMA adalah sama seperti pada SMA karena memang cara perhitungannya sama hanya memiliki perbedaan pada pembobotan nilai saja. Berikut ringkasannya:

No Posisi XMA Arti
1 XMA berada dibawah harga. Kondisi bullish / trend naik.
2 XMA berada diatas harga. Kondisi bearish / trend menurun.
3 XMA memotong harga dari bawah. Perubahan trend menuu bearish.
4 XMA memotong harga dari atas. Perubahan trend menuju bullish.
5 XMA periode lebih pendek memotong
XMA periode lebih panjang dari bawah.
Perubahan trend menuju bearish.
6 XMA periode lebih pendek memotong
XMA periode lebih panjang dari atas.
Perubahan trend menuju bullish.
7 XMA dengan periode lebih panjang berada
diatas XMA berperiode lebih pendek Kondisi bearish / trend menurun.
8 XMA dengan periode lebih panjang berada
dibawah XMA berperiode lebih pendek. Kondisi bullish / trend naik.

Nah, gambar dibawah ini adalah aplikasi dalam memprediksi trend yang akan terjadi dengan menggunakan XMA. Cara penggunaannya sama persis dengan penggunaan pada SMA.

alt

Penggunaan dengan memakai dua buah XMA juga dapat digunakan sama seperti pada SMA.

alt

Bollinger Bands

Diciptakan oleh John Bollinger pada awal 1980 an untuk membantu membandingkan volatilitas dan harga relatif dalam satu periode analisis. Bollinger bands sendiri sebenarnya terdiri atas tiga buah garis yang membentuk semacam sabuk pembatas terhadap pergerakan harga. Namun dalam penerapannya garis tengah Bollinger Bands seringkali tidak ditampilkan karena memang garis tengah tersebut hanyalah garis Moving Averages biasa. Perhatikan gambar berikut :


Seperti telah di terangkan diatas, Bollinger Bands sendiri bentuknya menyerupai sabuk yang menjadi pembatas pergerakan harga. Dapatkah Anda menemukan sesuatu pada gambar diatas? Ya benar. Apabila terjadi ketidak seimbangan antara demand dan supply, maka Bollinger Bands akan lebih melebar dibandingkan kondisi seimbang.

Sebagai contoh dari gambar diatas, terjadi keadaan dimana supply lebih banyak dari demand sehingga membuat harga turun dari 1.2185 menuju 1.2071 (114 point), maka sabuk bolinger akan lebih melebar karena memang laju harga sedang meningkat. Bandingkan dengan keadaan dimana demand dan supply cenderung sama seperti pada pukul 12.00 dan setelahnya. Jika terjadi keseimbangan yang artinya pasar akan bergerak dalam kondisi sideways maka Bollinger Bands akan lebih menyempit dari biasanya karena memang laju harga tidak secepat ketika uptrend atau down trend.

Sebagai volatility indicator, sebenarnya Bollinger Bands tidak dapat berdiri sendiri. Indikator ini biasanya digunakan hanya sebagai indikator awal untuk mengukur harga relatif dan volatility (volatile = mudah berubah – volatility = tingkat kecepatan dalam berubah). Bollinger Bands bukanlah indikator action, jadi disarankan jika menggunakan indikator satu ini, gunakan juga indikator lain sebelum mengambil keputusan untuk buy atau sell.

Formulasi Matematis

Seperti telah diterangkan diatas, Bollinger Bands pada dasarnya terdiri dari tiga garis. Yang timbul pada pikiran kita tentunya dari mana garis-garis ini berasal bukan? Nah, berikut penjelasannya:

Uper band = Simple Moving Average + (faktor pengali x standar deviasi)
Middle band = Simple Moving Average
Lower band = Simple Moving Average – (faktor pengali x standar deviasi)
Faktor pengali = [0.6174 x ln (periode Bollinger Bands)] + 0.1046
Untuk faktor pengali, biasanya digunakan angka 2 dibandingkan penggunaan rumus diatas.

Standar deviasi merupakan perhitungan statistik biasa yang digunakan untuk mengukur besarnya penyimpangan pada tiap-tiap data. Rumusnya adalah sbb:



dengan :Xi = data ke i
X = rata-rata

Data yang kita gunakan dalam perhitungan ini bukan hanya closed price saja seperti pada SMA biasa. Pada Bollinger Bands, data yang dipakai adalah gabungan antara high,low dan closinng price. Ada dua jenis pengambilan data pada middle band yaitu dengan memakai Typical Price dan Weighted Price.

Typical price =

Weighted price =

Namun biasanya yang paling sering digunakan adalah typical price.

Ok-ok, saya tahu ini membosankan. Tapi saya rasa Anda perlu tahu dari mana Bollinger Bands number ini keluar karena paling tidak jika Anda memiliki basic cukup kuat dalam statistik, Anda akan mampu menginterpretasikan Bollinger Bands dengan lebih baik setelah mengetahui karakter matematisnya .

Karakter Bollinger Bands

Setiap indikator tentulah punya karakter masing-masing. Begitu juga dengan indikator satu ini. Satu hal yang unik yang dimilikinya adalah Bollinger Bands memampukan tiap-tiap orang menginterpretasikan indikator ini dengan caranya masing-masing. Bahkan John Bollinger sendiri, pencipta indikator ini mengatakan bahwa hal yang paling menarik dalam analisa menggunakan Bollinger Bands adalah memperhatikan bagaimana setiap orang menggunakannya. Meski ada beberapa aturan baku dalam Bollinger Bands, tetapi bisa saja trader satu dengan trader lainnya memiliki cara yang berbeda dan penggunaan yang berbeda dalam memakai Bollinger Bands. Berikut adalah karakter umum yang berlaku pada Bollinger Bands:

* Bollinger Bands adalah indikator awal yang tidak dapat dipakai sebagai indikator action.Harus diapakai bersama indikator lainnya. Tentukan salah satu indikator yang terbaik bagi Anda sebagai indikator action, namun jangan memakai indikator action lebih dari satu. Beberapa indikator action yang baik adalah RSI, Stochastic ataupun momentum. Terserah Anda.
* Pada umumnya harga akan bergerak dalam sabuk, namun demikian dapat juga harga bergerak diluar dari sabuk. Ini dapat berarti akan terjadi reversal atau malah sebaliknya penguatan trend yang sedang berlangsung. Untuk mengetahuinya kita dapat melihat indikator action yang kita pakai.
* Penentuan periode dalam Bollinger Bands juga berpengaruh disini. Semakin kecil periode yang dipakai maka lebar sabuk akan semakin kecil dan demikian sebaliknya.

Jika Bollinger Bands kita gabungkan dengan RSI, demikian hasilnya:

* Bila harga berada diluar upper band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona overbought, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea overbought dan sedang meninggalkan area overbought, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan.
* Bila harga berada diluar lower band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona oversold, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea oversold dan sedang meninggalkan area oversold, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan


Nah, mari kita lihat gambar berikut:



Perhatikan area yang dilingkari dan besar smoothing RSI. Pada 1.1932, besar smoothing RSI adalah 39.9429 dan harga telah menembus upper band dua kali secara berturut-turut. Ini mengindikasikan bahwa akan terjadi penerusan trend yang baru saja dimulai. Dalam kenaikan harga, tercatat beberapa kali juga harga menembus upper band namun RSI belum juga meninggalkan overbought area. Ini berarti trend masih akan terus terjadi sampai RSI meninggalkan overbought area.

Sekarang bandingkan dengan gambar berikut ini:



Pada area yang dilingkari smoothing RSI bernilai 31.7379 dan harga telah menembus lower band tiga kali dengan bullish candle. Dengan demikian diperkirakan akan terjadi pembalikan trend seperti terlihat pada candle berikutnya. Kenapa saya dapat memberikan perkiraan bahwa akan terjadi pembalikan trend dari bearish menuju bullish? Itu karena selain indikator action saya menunjukan harga telah meninggalkan oversold area dan mengarah menuju overbought area.



Dapat disimpulkan dari penggunaan contoh disini, sebenarnya pemaduan Bollinger Bands dengan indikator lainnya dapat kita lakukan bila kita memahami penggunaan indikator lain tersebut dengan benar. Penggunaan indikator yang tepat akan menghasilkan keputusan yang saling menguatkan dan menunjang sehingga diperoleh berbagai keuntungan. Semakin kita memahami penggunaan indikator action maka semakin besar kesempatan kita memanfaatkan Bollinger Bands sebagai volatilitiy indicator.

Pemakaian Bollinger Bands

Walaupun Bollinger tidak dapat digunakan sendiri, namun ada beberapa indikasi open Buy/Sell yang masih kita bisa peroleh melalui Bollinger Bands terutama melalui middle band. Ingat, pada dasarnya middle band adalah indikator Simple Moving Average. Ini berarti apa yang berlaku pada SMA juga berlaku pada middle band:

* Middle band berada di bawah harga, maka ini mengindikasikan Bullish trend.
* Middle band berada di atas harag, indikasi Bearish trend.
* Perpotongan antara middle band dan harga, indikasi peralihan trend.



Double bottom buy. Ini akan terjadi ketika harga menembus lower band dua kali berturut-turut. Adanya double bottom merupakan indikasi akan terjadi peningkatan harga. Namun untuk memastikannya, diperlukan konfirmasi harga menembus middle band. Jika telah menembus middle band, maka bisa diperkirakan akan terjadi uptrend dimana kita harus membuka posisi buy.


Kebalikan dari double bottom buy adalah double top sell yaitu keadaan dimana harga menembus upper band dan divalidasi dengan penembusan middle band juga. Ini berarti akan terjadi penurunan harga dimana kita harus membuka posisi sell terlebih dahulu guna memperoleh keuntungan.

Kamis, 17 Maret 2011

wma

Weighted Moving Average

User Rating: / 7
PoorBest 
Pertanyaan pertama yang timbul di benak kita adalah apakah perbedaan SMA dengan WMA? Tentu saja ada perbedaannya. Cukup berbeda sehingga diklasifikasikan menjadi dua bagian. Tidak cukup banyak berbeda sehingga nama mereka mirip karena menggunakan metodologi yang sama, hanya caranya yang berbeda.
Bayangkan begini: Manakah harga yang memiliki bobot penekanan yang lebih besar dalam memprediksi harga didepan, harga satu jam terakhir yang kita miliki atau harga dua bulan lalu yang kita miliki? Tentu saja yang satu jam terakhir. Paling tidak pergerakan harga tidak satu jam terakhir akan lebih representatif dalam memprediksi harga didepan apabila dibandingkan dengan harga dua bulan yang lalu.
Atau jika kita aplikasikan dengan kehidupan sehari-hari, ambillah kita akan membeli sebuah telepon genggam. Tentu saja kita akan mencari tahu harga telepon genggam tersebut dalam rentang waktu terakhir. Nah, mungkin kita akan lebih memperhatikan harga satu hari yang lalu dibandingkan harga dua minggu yang lalu karena menurut hemat kita pastilah pergerakan harga tidak akan berbeda jauh dengan harga satu hari lalu.
Bobot penilaian inilah yang diatur oleh WMA. Pada SMA, bobot setiap harga baik dua minggu lalu atau pun dua hari yang lalu memiliki bobot penilaian yang sama. Pada WMA data terakhir memiliki bobot yang lebih besar nilainya dibandingkan harga-harga sebelumnya.
Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan. Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan pada data terbaru. Perhatikan tabel sederhana dibawah:

No Data Bobot WMA
untuk 2 periode
Bobot WMA
untuk 5 periode
Bobot WMA
untuk 7 periode
1 20


2 25


3 28

1
4 23

2
5 24
1 3
6 22
2 4
7 21
3 5
8 20 1 4 6
9 19 2 5 7


Nah, dari sini terlihat pada WMA dengan 2 periode, maka dua data terakhirlah yanga akan dihitung. Semakin besar periode maka data terakhir akan semakin besar bobot penilaiannya.

Dalam bentuk matematis, WMA dirumuskan sebagai berikut:


Sebagai contoh, mari kita hitung WMA untuk 8 periode:

No Data
Bobot
Data x Bobot
WMA untuk 8 periode
1 25 1 25
2 26 2 52
3 23 3 69
4 27 4 108
5 29 5 145
6 23 6 138
7 21 7 147
8 20 8 160 = 844/36 = 23,44


36 844

Nah, tidak sulit bukan. Ini hanyalah untuk menjawab pertanyaan Anda dari mana sebenarnya perhitungan WMA itu diperoleh. Pada kenyataannya kita tidak perlu lagi melakukan perhitungan manual seperti ini dan mengeplotnya satu per satu pada kertas bergaris. Cukup dengan menggunakan software analisa gratis seperti pada www.netdania.com kita langsung dapat mengetahui nilai WMA untuk setiap harga mata uang.

Aplikasi WMA

Secara keseluruhan, peraturan pada WMA adalah sama seperti pada SMA karena memang cara perhitungannya sama hanya memiliki perbedaan pada pembobotan nilai saja. Berikut ringkasannya:

No Posisi WMA Arti
1 WMA berada dibawah harga. Kondisi bullish / trend naik.
2 WMA berada diatas harga. Kondisi bearish / trend menurun.
3 WMA memotong harga dari bawah. Perubahan trend menuu bearish.
4 WMA memotong harga dari atas. Perubahan trend menuju bullish.
5 WMA periode lebih pendek memotong
WMA periode lebih panjang dari bawah.
Perubahan trend menuju bearish.
6 WMA periode lebih pendek memotong
WMA periode lebih panjang dari atas.
Perubahan trend menuju bullish.
7 WMA dengan periode lebih panjang berada
diatas WMA berperiode lebih pendek.
Kondisi bearish / trend menurun.
8 WMA dengan periode lebih panjang berada
dibawah WMA berperiode lebih pendek.
Kondisi bullish / trend naik.

Nah, gambar dibawah ini adalah aplikasi dalam memprediksi trend yang akan terjadi dengan menggunakan WMA. Cara penggunaannya sama persis dengan penggunaan pada WMA.


Dan dibawah ini pemakaian WMA dengan dua periode yang berlainan:


Terlihat WMA lebih responsif dalam memprediksi perubahan trend pada USD/GBP. Setiap titik peralihan trend tepat berada pada candlestick terakhir trend yang sedang berlangsung. Perhatikan juga pada gambar di atas akan terjadi kembali perubahan trend dari bullish menuju bearish. Dalam hal ini pemilihan periode yang tepat juga berpengaruh pada presisi penentuan trend.

Nah, sampai disini kita sudah mengetahui bahwa pembobotan harga pada tiap-tiap rentang waktu yang berbeda nilainya juga berbeda. Namun, apakah metode pembobotan pada WMA merupakan metode pembobotan yang paling cepat dalam memberikan perubahan trend? Tidak. Pada WMA pembobotan dilakukan tidak menyertakan nilai WMA sebelumnya. Pada bagian setelah ini kita akan melihat metode rata-rata bergerak yang melibatkan fungsi eksponensial dalam melakukan pembobotannya. Hasilnya adalah pemberian sinyal peralihan yang dapat lebih dini. Exponential Moving Average (XMA).

Namun demikian bukan berarti disini WMA menjadi lebih baik dari SMA dan XMA menjadi lebih baik dari keduanya. Akan saya jelaskan mengapa demikian pada akhir dari penjelasan moving average method ini.

Linear Regression

User Rating: / 19
PoorBest 
Dalam mempelajari Forex Trading khususnya indicator teknikal, kita memerlukan indicator untuk mengetahui trend dalam Forex Trading. Linear Regression dapat membantu Anda untuk memahami trend dengan sebuah kurva yang mengikuti perkembangan harga. Konsepnya adalah sama ketika kita menggunakan Moving Average (MA) periode 1.
Tentang Penemu
gilbert-raff.jpg Linear Regression adalah sebuah data statistik yang memprediksikan harga ke depan dari data masa lalu, dan biasanya digunakan saat harga mengalami kenaikan atau penurunan yang signifikan. Dalam sejarah matematika Regresi Linear dikembangkan pertama kali oleh Gauss yang seorang ahli matematika pada tahun 1809. Lalu Gilbert Raff menggunakan prinsip ini untuk bertrading saham pertama kali. Konsep yang dipakai untuk menghitung inflasi harga kebutuhan harga pokok, ternyata dapat diterapkan untuk mengukur trend harga berdasarkan grafik. Gilbert Raff mengatakan bahwa ia menggunakan Regression Channel untuk menghitung secara akurat pergerakan harga saham, obligasi, reksadana dan komoditi.

 
 
Formula/Rumus dari Linear Regression adalah sbb :
  rumus1.jpg


  rumus2.jpg
 
 
 
 
   rumus3.jpg
 
 
 
 
 
 
rumus4.jpg
 
 
 
Atau :
x : Periode waktu saat ini.
n : Jumlah periode waktu

Ya, dalam perhitungan sederhana LR tersebut, Raff mengubahnya dalam bentuk hubungan dengan harga yaitu :
LR = SmoothPrice = MA(PRICE, Z)
Price : Harga saat ini.
Z : MA periode 1
Ket : MA : Moving Average

Fungsi
Regresi Linear merupakan sebuah indikator teknikal untuk mengukur trend berdasarkan metode statistik. Bentuk parabola yang dihasilkan mirip dengan Moving Average dan metode yang digunakan juga serupa.

linear_regresi.jpg
 
Tampak pada contoh gambar di atas, grafik AUDUSD time frame 1 jam. Sudah ditambahkan juga indikator Linear Regresion. Terlihat memang mirip dengan MA. Kita dapat mengambil posisi baru saat terlihat LR menembus harga.
 
Metode yang digunakan dalam Regresi Linear adalah :
1. Pergerakan indikator menunjukan trend naik (bullish) atau turun ( bearish).
2. Jika menembus harga maka akan terbentuk sebuah trend baru.

Jika trend harga naik atau turun, sudut regresi linear juga akan memperlihatkan basis naik atau turun juga. Saat harga naik atau turun kita bisa mengharapkan hasil yang lebih tinggi lagi dari indikator ini. Regresi Linear adalah sebuah model hubungan antara dua variabel dengan persamaan linear. Sebagai contoh persamaan berat badan dan tinggi seorang manusia.
 
Dengan demikian fungsinya sama dengan Moving Average, tetapi perhitungannya dengan menggunakan metode statistik. Setiap poin yang digambarkan indikator regresi linear akan meninggalkan jejak yang digambarkan secara keseluruhan dalam bentuk kurva. Indikator ini berguna untuk :
1. Memprediksi harga dimasa depan berdasarkan harga pada saat ini.
2. Menentukan trend harga. Ini mudah diterapkan dimana saat LR menembus harga dari bawah keatas maka akan terjadi bullish pattern (trend naik).
3. Penentu Support & Ressistence. Titik-titik yang kami sebutkan sebagai New Trend pada grafik sebelumnya tadi adalah dapat digambarkan sebagai titik Suppot (batas bawah pergerakan harga) dan juga Ressisten (batas atas pergerakan harga). Dalam Forex Trading kita dapat mengukur korelasi antara Harga (Y) dan waktu (X).  

Kelebihan
Indikator ini sangat mudah digunakan untuk mengukur trend harga. Dengan bantuan sebuah garis MA 1 maka kita dapat menyimpulkan bahwa jika garis LR menembus harga maka akan terbentuk trend baru.

Kekurangan
Sifat indicator ini adalah Lagging atau terlambat artinya jika indicator ini dipakai sendiri maka kita tidak mengetahui kapan harga akan berhenti naik atau turun. Sebaiknya Anda menambahkan indicator oscillator seperti RSI atau Stokastik untuk mengantisipasi hal tersebut.

Belajarforex Says
Indikator ini dapat Anda temukan pada web Netdania. Fungsinya hampir sama seperti MA periode 1. Indikator ini adalah deskripsi dari konsep sederhana analisa teknikal pengukur trend . Selamat mencoba.

Related Link :
http://www.cmsfx.com/en/trading-software/vt-trader-features/many-technical-indicators/linear-regression-indicator/
http://www.curvefit.com/linear_regression.htm
http://www.tradingsolutions.com/functions/LinearRegressionIndicator.html

 

rsi

Relative Strength Index

User Rating: / 9
PoorBest 
Diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 pada bukunya New Concepts in Technical Trading Systems. Nilai dari Rsi berada pada kisaran 0-100 (itulah sebabnya mengapa digolongkan sebaga indikator oscillator. Oscillate = berkisar). RSI sendiri merupakan indikator yang membandingkan momentum harga yakni antara nilai pada saat ini terhadap daya tarik losses yang terjadi.
Secara matematis RSI dituliskan sebagai berikut:


dengan RS adalah :
RS = Relative Strength, merupakan ratio antara dua buah XMA yang dihaluskan
AG = Average price gain pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total gain dibagi periode yang dipakai.
AL = Average price loss pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total loss dibagi periode yang dipakai.
Tadinya saya ingin mencantumkan cara perhitungan di atas tapi berhubung saya malas membuatnya, saya urungkan. Toh saya rasa tidak berguna juga bagi Anda. Kita cukup mengetahui apa itu RSI dan aplikasinya untuk kita. Perhatikan gambar berikut:

Aplikasi RSI
RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini:
 
  • Kondisi overbought / oversold
  • Divergence positif / negatif
  • Momentum pergerakan harga
Akan saya jelaskan satu persatu cara mengetahui ketiga hal diatas menurut RSI.
Overbought / Oversold menurut RSI
Cara pengidentifikasian kondisi overbought / oversold dengan RSI sangatlah sederhana. Sederhana namun belum tentu mudah. Aturan umum yang berlaku adalah kondisi overbought diperoleh bila RSI memotong garis 70 dan oversold bila RSI memotong garis 30. Lalu apakah selalu 30-70 ? Tidak. Beberapa buku merekomendasikan 20-80 dan berbeda-beda untuk tiap pair yang kita tradingkan. Bisa saja untuk mata uang tertentu dalam kondisi tertentu batasan overbought / oversold berada pada 40-60, jadi bergantung mana yang sesuai. Lagi-lagi perlu dilakukan trial and error. Namun demikian sebagai sedikit panduan, RSI akan semakin akurat digunakan pada kondisi pasar yang efisien dan stabil. Sampai saat ini, pasar forex merupakan pasar yang paling stabil dan efisien dalam pergerakannya (harga lebih ditentukan oleh market dan sangat likuid). Jadi, sedikit banyak batasan 30-70 masih berlaku disini walaupun tidak mutlak.
Perhatikan chart berikut ini:


Divergence Positif / Negatif menurut RSI
Sama seperti MACD, RSI juga dapat digunakan untuk menentukan divergence positif maupun negatif (bagi saudara yang lupa apa itu artinya divergence dapat kembali membaca mengenai indikator MACD). Cara membaca divergence pada RSI pun tidak bebeda dengan cara membaca divergence pada MACD.
Jika indikator RSI bergerak naik sementara harga sedang menurun, hampir dapat dipastikan bahwa harga akan bergerak mengikuti pergerakan indikator RSI yaitu kembali naik. Demikian juga sebaliknya bila RSI sedang menurun dan harga sedang naik, maka beberapa saat kemudian harga akan bergerak turun mengikuti arah pergerakan RSI. Perhatikan gambar dibawah ini :

The Centerline Crossover (Momentum)
Seperti juga pada MACD yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan momentum kenaikan/penurunan harga, RSI juga dapat digunakan untukhal yang sama. Bedanya jika pada MACD crossover terjadi pada garis nol maka pada RSI pada garis 50.

Cara membaca kekuatan momentum suatu harga sama seperti pada MACD yakni bila garis RSI menembus centerline (garis 50) dari bawah maka sedang terjadi trend kenaikan. Besarnya momentum sebanding dengan besar nilai RSI yang terjadi. Demikian juga berlaku sebaliknya. Mari kita perjelas dengan satu gambar:

False Signal pada RSI
Jangan menggunakan RSI sebagai indikator Anda tanpa membaca bagian ini terlebih dahulu!! Mengapa? Jika Anda cukup cermat memerhatikan gambar-gambar yang saya sajikan diatas pasti beberapa di antara Anda bertanya, mengapa ada beberapa keadaan dimana apa yang dikatakan RSI berbeda dengan keadaan yang sebenarnya?

Inilah yang disebut false signal alias sinyal palsu. Jika kita telusuri dari rumus RSI mula-mula dapat kita ketahui bawha pada dasarnya RSI bergerak dengan sangat sensitif. Sebuah indikator yang sensitif memungkinkan kita memiliki banyak “anjuran” untuk Buy/Sell menurut indikator yang bersangkutan. Itu keuntungannya. Namun itu pun menjadi sekaligus bumerang bagi kita karena dengan semakin banyaknya anjuran yang ada maka akan semakin banyak kesempatan untuk terjadi anjuran yang menyesatkan yang membawa kerugian besar.
Oleh banyak chartist, RSI tidak digunakan sendirian sebagai indikator utama karena sifat sensitifnya itu. RSI lebih sering dipakai sebagai penguat anjuran oleh indikator lain.
Lalu adakah cara untuk menghilangkan false signal pada RSI atau setidaknya mengurangi kepalsuan si RSI ini? Ada. Tentu saja ada. Cara yang paling sederhana adalah mencari periode yang terbaik pada RSI yang hendak kita gunakan. Ini kembali pada proses trial and error.

Mari kita kembali lihat gambar:
Nah, periode mana yang cocok, silakan Anda yang tentukan sesuai selera masing-masing. Saya sendiri jika hendak menggunakan RSI biasanya menggunakan periode 10 atau 14, namun saya kembalikan lagi pada Anda sebagai pembaca.
Cara lainnya lagi adalah mengurangi sifat sensitifitas RSI dengan memangkas bagian-bagian RSI yang terlalu keriting. Caranya dengan memberikan penghalus pada RSI menggunakan SMA.
Pada gambar diatas saya menggunakan SMA 5 periode untuk menghaluskan RSI yang terlalu keriting. Perhatikan pada area yang saya beri tanda dengan lingkaran hijau. Terlihat bahwa nampaknya seolah-olah RSI akan menembus centerline yang artinya akan terjadi penguatan harga dalam tempo lumayan panjang. Tetapi ternyata itu hanyalah false signal, terbukti harga bergerak turun dan tidak terjadi kenaikan sama sekali. False signal ini dapat kita ketahui lebih dini ketika memberikan SMA pada RSI. SMA menunjukkan tidak menembus centerline yang artinya tidak akan terjadi penguatan harga sama sekali. Demikian caranya. Perlu diketahui, kondisi overbought/ oversold pada area 30-70 pun seringkali memberikan false signal dan dapat kita atasi dengan cara yang sama seperti cara diatas.